Ada
banyak peninggalan bekas Perang Dunia ke-2, salah satunya adalah kota mati di
Haute-Vienne, Prancis. Kota ini benar-benar tanpa penghuni, seorang pun. Sekitar
412 km sebelah selatan Paris, Prancis, ada sebuah kota mati. Benar-benar tanpa
penghuni, kota ini adalah saksi bisu Perang Dunia ke-2. Namanya
Oradour-sur-Glane, kota ini tak pernah dihuni lagi sejak 10 Juni 1944.
Sebenarnya Oradour-sur-Glane adalah sebuah desa di Haute-Vienne, Perancis. Hanya
saja, karena terlalu luas, desa ini lebih sering dikenal dengan sebutan kota. Suasana
menyeramkan menyelimuti desa Oradour sur Glane yang terletak di region
Limousin, Barat Tengah Perancis. Kisah kelam masa lalu yang terjadi membuat
desa tersebut tidak berpenghuni selama beberapa puluh tahun dan dijuluki desa
hantu.
Kisah kelam tersebut terjadi pada 10
Juni 1944 saat perang dunia kedua sedang berlangsung. Desa yang awalnya tenang
langsung dilanda kepanikan menyusul kedatangan pasukan Jerman di bawah
pemerintahan Partai NAZI yang sedang melakukan ekspansi di Eropa. Kedatangan pasukan Jerman tersebut
tidak terlepas dari kabar yang menyatakan sejumlah rekan mereka disandera
milisi yang bersembunyi di Oradour sur Glane. Pasukan Jerman di bawah komando
Adolf Diekmann ini langsung mengumpulkan seluruh penduduk di alun-alun desa. Awalnya mereka beralasan sedang mendata
dokumen penduduk. Selanjutnya, pasukan Jerman itu memisahkan penduduk laki-laki
untuk berkumpul di lumbung. Sementara seluruh penduduk wanita dan anak-anak
dikumpulkan di sebuah gereja yang terletak di tengah-tengah desa. Kemudian aksi pembalasan dan
pembantaian pun dimulai. Para prajurit Jerman tersebut tanpa belas kasihan
memberondong kaki seluruh para penduduk laki-laki dengan senapan mesin. Hal ini
bertujuan untuk membuat mereka mengalami siksaan dan mati perlahan. Selanjutnya, para prajurit itu dengan
keji menyiram lumbung dengan bensin dan menyulut api yang langsung membakar
lumbung beserta 190 tubuh penduduk laki-laki yang sudah tidak bernyawa hingga
tidak dikenali lagi. Hal yang sama juga dialami para
penduduk wanita dan anak-anak yang dikumpulkan dan terkunci di dalam gereja.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuDx4KbVuYHIMzKe0cNLN1JT-KlyamKynScM2Hk9tHbjcVZWyPT1WSbVuDOW0onIhgvumTsIh8ItOVwheETcOYjVeHcL5NmBDn2ILJMJSAbjjC78RlencYWmXlBVwGeilmdBPmsW4D43mE/s1600/57.jpg)
KISAH MISTIS
Setelah perang dunia berakhir, jenderal
Prancis, Charles de Gaulle memutuskan untuk tidak merehabilitasi desa Oradour
sur Glane yang porakporanda. Gaulle berusaha mempertahankan kondisi Oradour sur
Glane yang rusak sebagai monumen peringatan kekejaman pendudukan Nazi . Sementara itu, penduduk Oradour sur
Glane yang selamat direlokasi di daerah baru di sebelah sebelah barat laut dari
lokasi pembantaian. Untuk mengenang tragedi itu, presiden Perancis Jacques
Chirac membangun museum memorial ‘centre de la memoire d’Oradour’ pada tahun
1999. Museum yang didirikan di dekat pintu
masuk desa berisikan sejumlah benda yang menjadi saksi kekejaman pasukan
Jerman. Seperti jam tangan yang jarumnya berhenti pada saat pemilik mereka
dibakar hidup-hidup, gelas yang meleleh serta barang pribadi lainnya. Konon kabarnya banyak cerita dari para
pengunjung yang kerap merasakan ada gerakan dan bayangan misterius di sudut
kota mati tersebut. Dan tempat yang palung membuat bulu kuduk merinding adalah
lokasi pemakaman massal dam monumen kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar