Selasa, 14 April 2015

KOTA MATI AGDAM - Azerbaijan


Agdam adalah sebuah kota yang ‘menghilang” dan awalnya berlokasi di seputar wilayah Azerbaijan dan memiliki penduduk hingga 150.000 orang. Kota ini menghilang selepas terjadinya perang panjang antara Nagorno dan Karabakh pada tahun 1993. Sejatinya Agdam bukanlah tempat yang menjadi sentra peperangan, namun efek dari peperangan itu tetap memiliki banyak pengaruh terhadap kota, termasuk banyaknya korban yang jatuh akibat arogannya tentara yang bertikai.

Situs dan Bangunan

Keganasan pun kearoganan militer dalam merusak kota Argam tak pelak juga memporak-porandakan berbagai situs dan juga bangunan-bangunan. Akibatnya, tak sedikit penduduk kota ini bermigrasi ke kota bahkan negara lain, sebagai contoh adaalh ke Iran.   Meskipun berdirinya kota ini ditengarai sudah ada sejak tahun 1700-an, akan tetapi Agdam baru diakui secara resmi keberadaannya sebagai kota adalah sekitar tahun 1828.

300 Tahun

Jika menilik pada durasi waktunya, 300 tahun adalah masa keberadaan kota ini. Dalam waktu yang tak sebentar tersebut, kenyataannya Agdam tak mempunyai banyak literasi sejarah. Yang diketahui darinya masih sebatas wilayah yang dahulunya merupakan industri penghasil mentega dan anggur.
Aibat perang, sejumlah 40.000 penduduknya tewas. Ini dikarenakan para tentara dalam peperangan tak lagi pandang bulu dalam membinasakan, termasuk masyarakat sipil.

Hendak Memisahkan Diri

Area Nagorno-Karabakh meliputi daratan di bagian barat Azerbaijan. Peperangan terjadi bukan saja tanpa support, pasalnya Armenia –yang menjadi bagian dari Uni Soviet– juga acap memberikan dukungan pada satu pihak yang memiliki keinginan melepaskan diri dari Azerbaijan.
Masa puncaknya terjadi pada bulan Juni 1993. Yaitu tatkala perang pecah, tentara Azerbaijan menggunakan kota Agdam sebagai basis pertahanan demi menahan dan melawan gempuran yang dilakukan pasukan Armenia.

Strategi Perang

Azerbaijan yang secara teritori lebih berkemungkinan menguasai kota Agdam jelas memiliki motif memenangkan perang. Oleh karenanya segala cara dalam pertempuran ditempuh.
  • Menguasai Wilayah
Karena kepentingannya adalah kepemilikan wilayah, yang dilakukan Azerbaijan adalah membinasakan siapa saja yang hendak mengganggunya. Termasuk pihak Armenia dan juga para milisi Karabakh. Tentara Azerbaijan tak akan segan untuk melancarkan aksi-aksinya itu terhadap mereka yang diposisikan melawan dan mengganggu. Lain halnya dengan Armenia. Negeri exs bagian Uni Soviet ini memiliki pilihan lain.
  • Menghancurkan Kota
Armenia sejatinya juga serupa, memiliki motif menguasai wilayah Agdam. Hanya saja ia memiliki rencana B sebagai opsi lain. Apabila Armenia tak mampu menguasai wilayah, maka jalan yang ditempuh adalah membumi-hanguskan wilayah perebutan. Dengan begitu tak satu pun yang diuntungkan dalam kepemilikannya. Akhirnya puluhan ribu serdadu Armenia bersama para milisi Karabakh melakukan gerilya melewati Nagorno-Karabakh dengan tujuan hendak menghancurkan kota. Awal terjadinya pertempuran memang tak ada kerusakan pada kota tersebut, namun demi tak direbutnya kota Agdam oleh Azerbaijan, makan selanjutnya gerakan penghancuran kota tetap dilakukan pasukan Armenia. Tentara Armenia dan Karabakh ini membombardir wilayah kota dan juga meledakaan sarana pun parsarana yang tersedia. Tujuannya demi mencegah musuh tak kembali dan tentu saja membuat kota juga tak memiliki fungsi lagi.
  • Menyisakan Satu Masjid

Agdam berhasil diambil alih pasukan Karabakh dengan bantuan tentara Armenia. Hanya saja kondisinyat sudah hancur lebur dan tak berujud kota lagi. Bahkan dengan menggunakan artileri mereka juga sengaja menghancurkan yang masih tersisa. Masjid Agdam adalah bangunan yang sengaja disisakan dan dibiarkan berdiri utuh. Hal ini dilakukan dengan maksud agar bangunan itu digunakan sebagai kandang sapi. Tujuannya tak lain adalah untuk memberi ejekan kepada pihak yang dikalahkan dalam perang tersebut.  Selain masjid, sejatinya ada pula satu hal yang tetap eksis hingga kini, yaitu tim sepak bolanya. Pasca terjadinya konflik, tim sepakbola kota ini pindah tempat dengan tetap mempertahankan Agdam dan warisannya. Tim ini masih eksis pada Liga Utama Azerbaijan. Nama Agdam tetap disematkan walaupun para pemain dan official sudah tak ada lagi yang tinggal dan menetap di kota Agdam

Wisata Horor

Bagi anda pencinta wisata horor, cobalah datang ke kota mati Agdam ini pada malam hari. Dengan kondisi bangunan-bangunan di kota ini yang sudah runtuh membuat tempat kota ini menjadi tempat yang sangat meyeramkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar